Minggu, 28 Juni 2015

KISAH INSFIRATIF BAGI ISTRI YANG MELIHAT LEBIH RENDAH SUAMI

BERHENTI JADI WANITA KARIR
Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping
masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.
Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Adik” sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.
Kemudian wanita berjubah panjang , itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya
kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”    Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?
Waktu itu jam 7 malam, suami saya saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing.
Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, pusing nih, ambil sendirilah !!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah
bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)?
Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci.
Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini?
Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya.
Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan.
Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.
Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya.
Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya.
Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya”
Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara. “Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara- saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”
Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.
Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“Anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya. Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, saat itu orang tersebut
belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu.
Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.
Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku.
Dan dia mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku. Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku.
Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku.
Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah…Allahu Akbar Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya.

Copas dari saudara: Fathul Baari

kisah infiratif renungan Ramadhan

Hadapi Ujian Hidup dengan Botol Kecap
Botol kecap bisa jadi inspirasi bagi orang-orang yang mengalami kesulitan hidup. Apahubungannya botol kecap dengan hidup? Nah cerita berikut adalah inspirasi bagi teman-teman yang merasa hidup penuh ujian dan cobaan. Seringkali kita merasa Tuhan tidak adil kepada kita, kita merasa telah berbuat hal-hal yang baik dalam hidup dan suka menolong orang lain, namun kok hidup ini selalu ditimpa musibah dan tidak ada tanda-tanda pertolongan dari Tuhan. Mari kita simak cerita inspirasi berikut ini agar kita tahu bagaimana kita harus bersikap menghadapi kesulitan hidup.
Filosofi Botol Kecap  Dikisahkan ada seorang pengusaha kaya yang tampak bahagia. Uang bukan masalah baginya. Usahanya maju, dia jarang rugi, hampir semua bisnisnya mendatangkan keuntungan berlipat. Seakan-akan, uang itu mengejar dirinya.
Dia pun memiliki istri yang cantik, anak-anak yang sehat dan lucu. Akan tetapi, di balik kesuksesannya itu ada banyak perilaku buruk yang dia lakukan. Pengusaha ini gemar melakukan maksiat.
Karena berkantong tebal, dia dengan mudah bisa bergonta-ganti pasangan alias main perempuan, melakukan kecurangan dalam bisnis, mengonsumsi makanan dan minuman haram, dan beragam kemaksiatan lainnya.
Sampai suatu ketika, dia mengalami sebuah peristiwa yang mengubah hidupnya. Anaknya yang berusia tiga tahun meninggal dunia karena kecelakaan yang disebabkan keteledoran dirinya. Peristiwa itu membawa perubahan dalam dirinya.
Dia bertobat dan bertekad untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang biasa dia lakukan. Dia pun mulai belajar melakukan shalat, pergi ke masjid, melaksanakan puasa Ramadhan, dan sebagainya.
Di tengah upaya perbaikan diri itulah, krisis moneter yang menghantam pada tahun 1998 telah membawa perubahan drastis dalam bisnisnya. Perlahan, tetapi pasti, dia mengalami kebangkrutan. Satu per satu perusahaan miliknya gulung tikar dan berpindah tangan.
Utangnya membengkak sehingga tabungan dan depositonya di bank serta properti dan kendaraannya habis untuk menutupi utang-utangnya itu. Jika sebelumnya kata “gagal” dan “rugi” seakan menjauh darinya, sekarang kedua kata itu seakan lekat dengannya.Jika sebelumnya gelimang rupiah demikian mudah dia dapatkan, sekarang uang recehan pun seakan enggan mendekat kepadanya. Telah berkali-kali, dia mencoba bangkit, merintis kembali bisnisnya, tetapi berkali-kali pula dia gagal. Tumpukan emosi negatif seakan tumpah ruah di otaknya.   Dalam kesulitan hidup yang mengimpit tersebut, dia mempertanyakan keadilan Tuhan. Saat tenggelam dalam kemaksiatan, begitu mudahnya rezeki didapat, tetapi setelah meninggalkan kemaksiatan, rezeki pun ikut meninggalkan dirinya. Apakah ada yang salah? Ke mana doa-doa yang selama ini dia panjatkan? Apakah Tuhan tidak mendengar atau tidak sudi mengabulkan doaku? Bukankah Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang serta akan mengabulkan doa-doa dari setiap hamba-Nya?”
Begitu keluhnya. Memang, di tengah kesulitan itu, kuantitas ibadah semakin berlipat-lipat. Namun, itu semua seakan belum cukup untuk mengembalikannya pada “kehidupan normal”.
Berkali-kali, dia mendatangi ustaz dan kiai untuk meminta doa dan nasihat. Saat diberi doa atau amalan tertentu, dia akan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Namun, lagi-lagi semuanya berakhir dengan kekecewaan. Dia pun mulai meragukan para kiai dan ustaz tersebut yang katanya hanya pandai berteori. Mana buktinya?
Di ambang keputusasaan, pertolongan Allah pun datang melalui salah seorang kenalannya. Dia adalah seorang dosen agama di sebuah perguruan tinggi ternama. Dosen itu tidak membawakannya uang, menawarkan kerja sama bisnis, atau hal lain yang bersifat materi.
Namun, dia membawa nasihat yang mampu mengubah paradigma berpikir mantan pengusaha kaya ini. Tidak banyak dalil yang dia ungkapkan. Dia hanya memberikan analogi dan perlambang saja. Katanya,
“Seseorang tidak bisa mengisi botol penuh kecap dengan air putih, sebelum kecapnya dibuang terlebih dahulu. Baru setelah itu, kita bisa memasukkan air putih. Itu pun masih ada sisa-sisa kecap yang belum terbuang sehingga air yang kita masukkan masih akan bercampur dan berwarna hitam. Air itu harus dibuang lagi sehingga botol benar-benar bersih dari kecap. Baru setelah itu, air yang kita masukkan benar-benar bening karena tidak tercampur lagi dengan kecap.
Analoginya, kecap itu adalah harta yang kita miliki dan air putih itu adalah doa dan amal ibadah yang kita lakukan.Antara maksiat dan kebaikan tidak akan mungkin bisa bersatu. Karena itu, ketika seseorang ingin menyucikan dirinya, semua kotoran yang ada dalam diri dan harta harus dibuang dan dibersihkan.
Ada banyak skenario Tuhan untuk ‘membersihkan’ harta seseorang sehingga harta kotor yang dimilikinya benar-benar terkuras, mungkin dibangkrutkan usahanya, kena tipu, dan sebagainya. Andaipun semuanya sudah terkuras, boleh jadi masih ada kotoran yang masih tersisa dalam diri dan harta. Allah Swt. akan meinbersihkannya dengan penyakit, musibah, atau lainnya, sembari dia menahan rezeki dari orang itu. Nah, ketika dia sudah benar-benar bersih, Allah Swt. akan membukakan jalan rezeki yang halal kepadanya. Yang jadi masalah, apakah kita sabar atau tidak dalam proses pembersihan itu?”
Nasihat ini mampu menjawab pertanyaannya selama ini tentang keadilan Tuhan, tentang ijabah doa, tentang makna pertobatannya. Allah Ta’ala. mengambil sebagian besar kekaya-annya bukan karena Allah benci, melainkan Allah amat sayang dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang bertobat.
Sebabnya, bagaimana mungkin mengisikan nasi dan sup yang lezat ke dalam mangkuk yang blepotan dengan kotoran. Tentu sangat bijak jika mangkuk itu dibersihkan terlebih dahulu. Begitu pula qada Allah, sebelum menuangkan limpahan rahmat dan ampunan-Nya, dia akan membersihkan orang tersebut dari jelaga kemaksiatan yang masih hinggap dalam diri dan hartanya.
Beberapa tahun berlalu, mantan pengusaha kaya ini sudah berada kembali di jalur kesuksesan bisnisnya. Walau belum sesukses dahulu, tanda-tanda ke arah itu sudah mulai terlihat di hadapannya. Ibaratnya, dia tengah mengisi botol nasibnya dengan air putih keberhasilan setelah dia menumpahkan hitamnya air kemaksiatan.
Rentetan kegagalan dalam bisnis telah membawa perubahan positif dalam diri pengusaha ini walau sebelumnya dia nyaris jatuh pada keputusasaan.
Filosofi botol kecap yang disampaikan temannya telah membuka sudut pandang baru terhadap makna ujian dan makna hidup yang sebenarnya.
Dalam bahasa manajemen, pengusaha ini telah mengalami reinventing atau menemukan kembali tujuan hidupnya.

Sumber : Cerita Inspirasi Muslim

Jumat, 26 Juni 2015

daftar sumbangan warga griya paya roba bulan juni 15

DAFTAR NAMA PENYUMBANG WARGA GRIYA PAYA ROBA BULAN JUNI 2015

NO
N A M A
ALAMAT
JUMLAH SUMBANGAN
01
RAMLI SITOHANG
BLOK  N  19
RP      `100.000
02
ZARKASIH SIREGAR
BLOK  N  9
RP         50.000
03
ZULHATTA
BLOK  N  8
RP         15.000
04
RAZALI
BLOK  N  6
RP         20.000
05
ABDILLAH
BLOK  O  1
RP         20.000
06
ANDI RIZALDI
BLOK  O  2
RP         10.000
07
IQBAL HRP
BLOK  0 3
RP         10.000
08
ABD SINURAT
BLOK  04
RP         50.000
09
CONERI SOCSEN
BLOK  05
RP         20.000
10
MHD SOFIYAN
JL SAWI DALAM
RP         20.000
11
EDI SOFYAN
BLOK  O 6
RP         20.000
12
WIDODO
BLOK  O 7
RP         20.000
13
IRHANSYAH
BLOK  O 8
RP         20.000
14
SUHARTONO
BLOK  O 9
RP         20.000
15
AHMAD KURNIA BANGUN
BLOK  OO 5
RP         50.000
16
SUHERMAN
BLOK  OO4
RP         50.000
17
DRS SENIMAN JS
BLOK  OO 3
RP         50.000
18
LEGIANTO
BLOK  OO2
RP         50.000
19
HENDRO
JLN KENTANG
RP         50.000 (645.000)
20
BAMBANG KHERIANTO
BLOK  IV  2
RP       100.000
21
ALI MUZIR
BLOK  I 9
RP         20.000
22
D. TARIGAN
BLOK  V  6
RP         10.000
23
MAHMUD
BLOK  IV
RP         20.000
24
SUGENG RAWO
BLOK  V  2
RP         15.000
25
SAYUTI
BLOK  VI  13
RP           7.000
26
TUMINO
BLOK  VI  10
RP         10.000
27
ZULKIFLI
BLOK   VII 9
RP       100.000
28
LAILY HAMDAN
BLOK  VII
RP       400.000
29
M ILYAS
BLOK  VII  11
RP       100.000
30
ANUAR EFENDI
BLOK  VII  10
RP         10.000
31
DIMAS
BLOK   V  3
RP         10.000
32
SUBAGIO
BLOK   IV  3
RP         15.000
33
AFRIANTO
BLOK   III 4
RP         20.000
34
WAHID
BLOK   II  10
RP         50.000
35
PARDAMEAN RITONGA
BLOK  II  8
RP         20.000
36
RIKO SANTAKA
BLOK  II  7
RP         20.000
37
JUN AIDI
BLOK  II 3
RP         10.000
38
ROBY
BLOK
RP         30.000
39
H AWALUDDIN
BLOK   I   16
RP       100.000
40
FAHRI FATIR
BLOK   I  14
RP           5.000
41
M HUSNI
BLOK   I
RP         25.000
42
ANUAR EFENDI
BLOK   IV  4
RP         20.000
43
RAMLAN SH
BLOK   V 2
RP         50.000  ( 1.222.000)
44
BAGAS TARIGAN
BLOK G  6
RP        100.000
45
FAZAR DALIMUNTE
BLOK  G 8
RP          20.000
46
SAHAT DALIMUNTE
BLOK  G 9
RP         500.000
47
BUCHARI NST
BLOK  H  3
RP           50.000
48
RIPTOBUDIONO
BLOK  H  4
RP           30.000  (  700.000)
49
AZRAI NST
BLOK  I 1
RP         100.000
50
H HARYOTO SH
BLOK I  9
RP           50.000
51
SUHARDI
BLOK I 7
RP           50.000
52
SAFRUDDIN LUBIS
BLOK  N 2
RP           50.000
53
AGUS SUSILO
BLOK  N  5
RP           10.000
54
LUKMANULHAKIM
BLOK N 6
RP           15.000
55
MAULANA RAMADHAN
BLOK N 7
RP          100.000
56
RISMANTO STHI
BLOK J  9
RP          100.000 (475.000)
57
TOMO GINTING
BLOK EE 1
RP           100.000
58
ARMEN SOPIAN
BLOK EE 5
RP             50.000
59
ARDANALIS
BLOK EE 6
RP          100.000
60
MUSLIM BB
BLOK EE 8
RP           100.000
61
DRS ARFIAN
BLOK EE  10
RP           100.000
62
SUWARTO
BLOK  E 1
RP             20.000
63
UMI KALSUM/ZULHAM
BLOK  E 2
RP            100.000
64
ADEK
BLOK  E 3
RP              50.000
65
SUYONO
BLOK  E 4
RP            250.000
66
H.M EKA HELDI
BLOK  E 5
RP            150.000
67
H. ROMDONI SH
BLOK  L 1
RP            100.000
68
DRS H APRIANDA
BLOK  L 4
RP            100.000
69
RUDIANTO
BLOK  L5
RP              15.000
70
MAULANA/MENAR
BLOK  L 6
RP              20.000
71
TANWIR NST
BLOK  LL 1
RP            150.000
72
SABRAN HUTABARAT
BLOK  LL 2
RP             300.000
72
RIKI
BLOK  LL 4
RP               10.000
73
SUPRIADI GULING
BLOK  LL 5
RP               30.000
74
SAMSUL RIZAL
BLOK  LL 6
RP               10.000
75
IJOLI
BLOK  LL 8
RP               20.000
76
SISWANTO
BLOK  QQ 2
RP               50.000
77
IRMAYANTO
BLOK  QQ 3
RP               10.000
78
BANI SARI
BLOK  QQ 4
RP               10.000
79
DRS H EDWARDSYAH
BLOK QQ 6
RP               50.000
80
HAMBA ALLAH
BLOK QQ
RP               50.000
81
SUHENDRA
BLOK  Q 2
RP             100.000
82
HAMDANI NST
BLOK Q 6
RP               10.000(1.755.000)
83
SUGENG RAMLAN
BLOK Q 12
RP               10.000
84
BIDAN LINA
BLOK Q 11
RP             100.000
85
MABRUR
BLOK M 5
RP             100.000
86
BUTET
BLOK P  2
RP               20.000
87
SUDIN SEMBIRING
BLOK M 6
RP               50.000
88
SA’DIAYAH
BLOK M 9
RP               30.000
89
SURIADI WIBOWO
BLOK M 1
RP               50.000
90
M JAMIL
BLOK PP 4
RP               10.000
91
TUKIMAN
BLOK M 2
RP             200.000
92
FAHRIZAL
BLOK P 13
RP              50.000
93
NURHIDAYAH /SUHENDRA
BLOK P 11
RP            300.000
94
BERLIANA SIREGAR
BLOK PP 3
RP              50.000
95
SRI BINAWATI
BLOK PP 3
RP              50.000
96
SMK BINJAI/MONANG
BLOK PP 3
RP            150.000
97
PRABUDI
BLOK M 3
RP             100.000
98
REZA
BLOK P 5
RP               30.000
99
NEDI
BLOK PP 5
RP             100.000
100
NOVRIZAL
BLOK P 6
RP             200.000
101
HAMBA ALLAH
BLOK
RP              50.000 ( 1.560.0000
102
DRS ABU KARSIDIN
BLOK J 9
RP            100.000
103
DIAN SUSILAWATI
BLOK J 10
RP              50.000
104
KRIYONO YUDA
BLOK J 12
RP              20.000
105
INDRA MAYENTIKA
BLOK J 15
RP              50.000
106
USMAN
BLOK J 16
RP              10.000
107
ABDUL RONI TJG
BLOK K 6
RP             100.000
108
AMRAT
BLOK L 17
RP               20.000
109
DRS SURIADI R
BLOK L 12
RP             200.000
110
RAHMAD SIMANJUNTAK
BLOK K 10
RP               20.000
111
SUGENG SDARMONO
BLOK K  9
RP               50.000
112
SUPRAPTO
BLOK K 7
RP                 5.000
113
FIRMAN ISKANDAR
BLOK G 7
RP               20.000
114
SULTONI HRP
BLOK D 12
RP               50.000
115
ARDI KUSMAWAN
BLOK D 11
RP              100.000
116
SULISTIO
BLOK F 2
RP                50.000
117
SURYA WIBAWA SH
BLOK D 15
RP              100.000
118
FRENKI
BLOK D 14
RP                50.000
119
SUKIR
BLOK D 13
RP                20.000
120
YOSEF RIZAL
BLOK  G 1
RP                  5.000
121
ANDRI FAZEL
BLOK  E 12
RP                20.000
122
HADI PURWANTO
BLOK E 11
RP               100.000
123
AHMAD FADHEL AZ
BLOK  E 12
RP               100.000
124
BAMBANG S
BLOK F 1
RP                 10.000
125
NELSON SPD
BLOK  E 10
RP               150.000
126
RAHMAD SYAHPUTRA TJG
BLOK  L 15
RP                 50.000
127
SULAIMAN
BLOK L 16
RP                 50.000
128
BAMBANG RAHADI
BLOK G 2
RP                 20.000
129
DUDI JUNAIDI
BLOK G 3
RP                 20.000 ( 1.540.000)
130
RISMASYAH HARIS
BLOK BB 5
RP                 50.000
132
AMBO KASIM AHMAD
BLOK B 8
RP               100.000
133
CHAIRIL AZHAR
BLOK C 8
RP               100.000
134
AMRU LUBIS
BLOK C 9
RP               150.000
135
RAHMAD SALAM SIREGAR SH
BLOK CC 4
RP               250.000
136
SYAMSUL ARIFIN
BLOK C 10
RP               100.000
137
ZAINUL AKBAR
BLOK D 6
RP                 50.000
138
EKO TEGU RAHADI
BLOK B 12
RP                 30.000
139
SYAHRONI
BLOK C 5
RP                 50.000
140
TENTU TARIGAN
BLOK AA 3
RP                 50.000
141
HADAR WIJAYA
BLOK B 2
RP                 50.000
142
DODI/ RIZAL
BLOK B 1
RP                 50.000
143
EDI HARTONO SE
BLOK A 6
RP                 50.000
144
DEDY
BLOK AA 6
RP                100.000
145
MUTIARA DIANSYAH
BLOK B 10
RP                100.000
146
BUSTAMAR
BLOK CC 2
RP                100.000
147
RAFIAL
BLOK A 11
RP                100.000
148
SUGIRI
BLOK A 7
RP                100.000
149
FERY
BLOK CC 6
RP                  20.000
150
BUYUNG
BLOK C 9
RP                  10.000
151
IDAWATI/WAK WB
BLOK C 13
RP                  50.000
152
NENEK
BLOK D 7
RP                  25.000
153
UCOK/RISMAWAN
BLOK C 12
RP                  50.000
154
HAMBA ALLAH
BLOK A 8
RP                  50.000
155
ZULAMRI
BLOK A 13
RP                  10.000
156
HAMBA ALLAH
BLOK B 7
RP                  15.000
157
HERU
BLOK A 1
RP                  10.000
158
PAK NALDI
BLOK A 2
RP                  40.000
159
ZULAMRI/SALON ROSA
BLOK A 3
RP                  30.000
160
ADITIYA SITEPU
BLOK AA 1
RP                  50.000
161
ABU NAIM
BLOK B 13
RP                  50.000
162
YONGKY
BLOK BB 2
RP                  20.000
163
BENY WAHYUDI
BLOK  CC 1
RP                  25.000
164
CECEP SIHALOHO
BLOK B 6
RP                  10.000
165
BAMBANG SUBIANDONO
BLOK CC
RP                  50.000
166
ALFIAN
BLOK D 5
RP                  50.000
167
EDI SUPRIANTO
BLOK D 1
RP                  50.000
168
HAMBA ALLAH
BLOK B
RP                    5.000 ( 2.200.000)
169
RADIAL
GURU MADRASYAH
RP                  30.000

JUMLAH INFAK BULAN JUNI 15

RP           10.117.000

KETERANGAN :
PENGUTIPAN :  1. BPK SUGENG RAMLAN   RP   2.185.000
                            2. BPK SUYONO                      RP    1.755.000
                            3. ANUAR EFENDI DKK        RP    1.222.000
                            4. SULTONI HRP                     RP       700.000
                            5. H HARYOTO SH                  RP       475.000
                            6. SUHENDRA                         RP     1.560.000
                            7. EKO TEGU R DKK                RP     2.200.000